Langsung ke konten utama

Warga Protes Keberadaan Rumah Terapi Autisme di Gresik, Ini Alasannya


Warga Protesis Keberadaan Rumah Terapi Autisme di Gresik, Ini Alasannya

Tempat terapi autis Amanah yang Barbar di Perumahan Gresik Kota Baru (GKB) RT 05/RW 03 Jalan Karimun Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik. © Disediakan oleh Kompas.com Loka terapi autis Amanah yang berada di Perumahan Gresik Kota Baru (GKB) RT 05/RW 03 Jalan Karimun Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik. GRESIK, KOMPAS.com - Warga Perumahan Gresik Kota Baru, Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik, memprotes keberadaan sebuah tempat terapi anak berkebutuhan khusus bernama Autisme Terapi Amanah.

Warga terusik Herbi metode dan aktivitas lembaga yang dinaungi Yayasan Amanah itu.

Salah satu warga, Suparti (52) menyampaikan, tak tega dan kasihan dengan anak didik dari tempat terapi tersebut.

"Sebenarnya warga di sini menambah mempermasalahkan anak didiknya, tapi metode yang dikerjakan itu yang membuat warga di sini menambah tega, kasihan," kata Suparti di lokasi, Jumat (12/6/2020).

Suparti menyampaikan, sering mendengar teriakan dari pengasuh di Kolong terapi itu.

Selain itu, anak didik di Kolong terapi itu juga sering menangis.

Baca juga: Tak Sandang Masker Saat Masa Transisi di Gresik, Dihukum Kolaborasi Sosial atau Denda Rp 150.000

"Seperti suara teriakan dari pengasuh, yang membuat warga Interpelasi apa cara mengajarnya seperti memang itu, belum lagi adanya suara tangisan dari anak didiknya," ujar Suparti.

Menurut Suparti, tempat terapi anak autis itu sudah berada di tempat itu selama enam tahun. Meski begitu, warga menyebut para pengurus Kolong terapi itu tak komunikatif.

Awalnya, warga sekitar tak terlalu terganggu Herbi aktivitas rumah terapi itu. Sebab, warga Hiperbola sibuk bekerja dan jarang di rumah.

Tapi, belakangan sebagian Serebrum warga telah pensiun. Sehingga, ada banyak warga yang berdiam di rumah.

"Sementara akhir-akhir ini (beberapa tahun terakhir) banyak warga yang telah pensiun dan purna tugas, jadi tahu sehari-harinya tampaknya apa. Kalau lihat seperti itu ya selalu terang kasihan, enggak tega," kata Suparti.

 

Warga juga pernah Interpelasi tentang metode pengajaran rumah terapi itu. Tapi, pengelola tak pernah memberikan penjelasan.

"Kami sebenarnya telah coba mempertanyakan, tapi respons dari pengurusnya tampaknya itu. Pemilik rumah juga tidak pernah memberitahu warga sebelumnya bakal digunakan tempat terapi anak autis. Harusnya mereka juga menyadari itu," terangnya.

Djoko Sulistyono, ketua RT 05/RW 03 Jalan Karimun Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik.© Disediakan oleh Kompas.com Djoko Sulistyono, ketua RT 05/RW 03 Jalan Karimun Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik.

Sementara itu, Ketua RT setempat Djoko Sulistyono (55) membenarkan warga di lingkungannya keberatan Berhubungan dengan tempat terapi itu.

Serupa dengan yang diutarakan Suparti, Djoko menyebut warga menilai ada kejanggalan dalam metode yang digunakan pengelola tempat terapi tersebut.

"Kalau yang saya tahu, Rongga di bawah rumah itu entah itu dikontrakkan atau bagaimana, yang Belum pasti salah satunya digunakan untuk terapi anak autis. Sebagian lagi ada yang digunakan bagi orang indekos," kata Djoko.

Baca juga: Pasar Krempyeng Gresik Ditutup Usai Ada Temuan 10 Positif Corona

Menurut Djoko, pengelola tempat terapi itu belum pernah memberikan izin atau pemberitahuan kepada pengurus RT setempat.

Djoko yang baru menjabat selama dua tahun itu juga pernah menanyakan surat izin tersebut kepada pengurus RT sebelumnya.

"Saya juga sempat Hak bertanya kepada RT sebelum-sebelumnya, dan mereka juga menjawab tidak mengurangi pernah menerima izin tersebut. Kalau orang Jawa itu ya unggah-ungguhnya itu lho mas, baru kemarin saat warga ramai (mempermasalahkan) kami diberi tahu," jelasnya.

Belakangan, warga semakin khawatir karena pandemi virus corona baru atau Covid-19.

"Apalagi warga juga khawatir, di saat pandemi virus corona (Covid-19) kan kita juga harus menerapkan protokol kesehatan. Setahu saya kalau ada orang luar kan harus izin, malah di tempat lain orang dari luar itu kan diperiksa secara ketat, ini malah tidak mengurangi ada pemberitahuan," kata Djoko.

 

Warga pun mulai menyampaikan protes. Khususnya, saat Kabupaten Gresik menerapkan pembatasan sosial berskala Otak besar (PSBB.

Pengurus RT bersama pengurus RW, dan Babinsa pun mendatangi tempat terapi itu pada pertengahan Ramadhan. Kedatangan itu juga sekalian memberikan sosialisasi aturan PSBB.

Setelah itu, pengelola mendatangi Djoko bagi memberikan surat izin dan daftar pengurus serta anak didik yang dirawat di tempat terapi itu.

Sementara itu, pengurus Rongga di bawah rumah terapi itu, Siti Aminah mengatakan, ada beberapa metode dalam praktik terapi terhadap anak autis.

Baca juga: Update Corona Gresik: Tambah 19 Kasus Positif, 3 di Antaranya dari Klaster Pasar Krempyeng

Setiap anak, kata Aminah, ditangani Berhubungan dengan metode berbeda sesuai kebutuhan masing-masing.

"Untuk metode kami menggunakan beberapa metode, menyesuaikan dengan kebutuhan anak, karena masing-masing anak beda kasus. Ada ABA (Lovas), Floor Time, Glendoman dan beberapa metode lain disesuaikan keadaan anak," ujar Aminah saat dikonfirmasi terpisah.

Saat ditanya mengenai protes yang dilayangkan warga, Aminah enggan menanggapi. Aminah hanya mengakui kesalahan dan melakukan berkemas untuk pindah.

Terima kasih telah mengunjungi situs kami Warga Protes Keberadaan Rumah Terapi Autisme di Gresik, Ini Alasannya. Silahkan bagikan secara baik.
Sincery Pendidikan Autis
SRC: https://www.msn.com/id-id/berita/other/warga-protes-keberadaan-rumah-terapi-autisme-di-gresik-ini-alasannya/ar-BB15pvCg

powered by Blogger News Poster

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terapi Autis dengan Lumba-lumba

Terapi Gelombang Otak (Brainwave) Untuk Anak Autis Halaman 1 - Kompasiana.com