Autisme - Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Autisme - Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
DokterSehat.Com– Autis adalah macam gangguan perkembangan pada anak yang memengaruhi bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Hal ini juga akan memengaruhi perkembangan anak berkebutuhan khusus, baik secara fisik maupun mental.
Autisme bisa terjadi pada siapapun tanpa ada perbedaan status sosial, ekonomi, pendidikan, golongan etnis, maupun bangsa. Insiden autisme meningkat bila ada gangguan pada masa kehamilan dan persalinan. Kejadian autisme semakin meningkat pesat seiring waktu Herbi faktor risiko yang luas dan multifaktoral. Autisme adalah sindrom tingkah laku Herbi prevalensi yang dilaporkan; 10 per 10 ribu dan perkiraan 4:1 laki-laki dibandingkan perempuan.
Penyebab Autis
Penyebab autisme masih yaitu perdebatan dan masih menjadi suatu penelitian yang selalu menerus diperbaharui. Selain itu, adanya perbedaan dari masing-masing penelitian menyebabkan penyebab autisme sampai saat ini masih belum jelas
- Pengaruh psikogenik sebagai penyebab autisme: Orangtua yang emosional, kaku, dan obssesif, yang mengasuh anak mereka dalam satu ruang yang secara emosional kurang hangat bahkan dingin
- Usia orangtua saat menikah >35 tahun
- Kelahiran Anak pertama atau anak ke-4
- Adanya infeksi selama kehamilan
- Bayi tidak menangis saat lahir
- Adanya gangguan pernapasan pada anak saat lahir
- Anemia pada janin
- Kebiasaan merokok pada ibu atau paparan asap rokok saat ibu hamil
- Adanya keluarga yang juga mengalami autisme.
Ciri-Ciri Anak Autis
Interaksi sosial pada anak autisme dibagi dalam tiga kelompok, berikut ini gejala autisme yang timbul pada anak:
- Menyendiri (aloof): Banyak kelihatan pada anak-anak yang menarik diri, acuh tak acuh, dan akan kesal bila diadakan pendekatan sosial serta memperlihatkan perilaku serta perhatian yang terbatas (tidak hangat).
- Pasif: Bisa menerima pendekatan sosial dan bermain dengan anak lain jika pola permainannya disesuaikan Herbi dirinya.
- Aktif tapi aneh: Random spontan akan mendekati anak lain, namun interaksi ini tidak jarang kali tidak sesuai dan sering hanya sepihak.
Hambatan sosial pada anak autisme akan berubah sesuai Herbi perkembangan usia. Biasanya, dengan bertambahnya us ia maka hambatan tampaknya semakin berkurang.
Hambatan Anak Autis saat Bermain
Hambatan kualitatif dalam komunikasi verbal dan nonverbal saat bermain. Keterlambatan dan abnormalitas dalam berbahasa serta berbicara yaitu keluhan yang sering, diajukan para orangtua, sekitar 50 persen mengalami hal ini:
- Bergumam yang biasanya muncul sebelum menmemperoleh mengucapkan kata-kata, mungkin tidak tampak pada autisme.
- Mereka tidak jarang tidak memahami ucapan yang ditujukan pada mereka.
- Biasanya mereka menambah menunjukkan atau memakai gerakan tubuh untuk mengatakan keiginannya, tetapi dengan mengambil tangan orangtuanya buat mengambil objek yang dimaksud.
- Mengalami kesukaran dalam memahami arti kata-kata serta kesukaran dalam memakai bahasa dalam konteks yang sesuai dan benar.
- Bahwa satu kata mempunyai banyak arti mungkin sulit buat dapat dimengerti oleh mereka.
- Anak autisme tidak jarang mengulang kata-kata yang baru saja mereka dengar atau yang pernah mereka dengar sebelumnya tanpa maksud buat berkomunikasi.
- Bila Interpelasi sering menggunakan kata ganti orang dengan berbalik, tampaknya ”saya” menjadi “kamu” dan menyebut diri Otodidak sebagai “kamu.”
- Mereka tidak jarang berbicara pada diri sendiri dan mengulang potongan kata atau lagu dari televisi dan mengucapkannya di muka orang lain dalam suasana yang menambah sesuai.
- Penggunaan yang aneh atau dalam arti kiasan, tampaknya seorang anak berkata “sembilan” setiap ia melihat kereta.
- Anak-anak autis juga mengalami kesukaran dalam berkomunikasi walaupun mereka menmemperoleh berbicara dengan baik, karena tidak tahu kapan giliran mereka berbicara, memilih topik pembicaraan atau melihat kepada Antagonis bicaranya.
- Mereka akan selalu mengulang-ulang pertanyaan meskipun mereka telah mengetahui jawabannya atau memperpanjang pembicaraan mengenai topik yang mereka sukai tanpa memperdulikan Antagonis bicaranya.
- Bicaranya tidak jarang monoton, kaku, dan memjemukan.
- Mereka juga sukar mengatur volume bicaranya.
- Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan atau emosinya melalui nada suara
- Komunikasi non-verbal juga mengalami gangguan.
Aktivitas dan Minat Anak Autisme yang Terbatas
- Abnormalitas dalam bermain kelihatan pada anak autisme, seperti pada kebanyakan stereotip, diulang-ulang, dan menambah kreatif. Beberapa anak tidak mengguanakan mainannya Herbi sesuai, juga kemampuannya untuk menggantikan suatu Harta Mal dengan benda lain yang sejenis sering menambah sesuai.
- Anak autisme menolak adanya perubahan lingkungan dan rutinitas baru.
- Mereka juga tidak jarang memaksa orangtua untuk mengulang suatu kata atau potongan kata.
- Dalam hal minat: Terbatas, tidak jarang aneh, dan diulang-ulang. Misalnya mereka sering membuang waktu berjam-jam cuma untuk memainkan saklar lampu, memutar-mutar botol, atau mengingat-ingat rute kereta api.
- Mereka mungkin sulit dipisahkan dari satu benda yang tidak lazim dan menolak meninggalkan Kolong tanpa benda tersebut, misalnya seorang anak laki-laki yang terus membawa penghisap debu kemanapun dia pergi.
- Stereotip tampaknya pada hampir semua anak autisme, termasuk melompat turun naik, memainkan jari-jari tangannnya di Futuristis mata, menggoyang-goyang tubuhnya atau menyeringai.
- Mereka juga menyukai objek yang berputar, tampaknya mengamati putaran kipas angin atau mesin cuci.
Pengobatan Autisme
Tujuan terapi pada gangguan autisme adalah buat mengurangi masalah perilaku serta meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya, terutama dalam penggunaan bahasa. Tujuan ini menmemperoleh tercapai dengan baik melalui suatu program terapi yang menyeluruh dan bersifat individual, di mana pendidikan khusus dan terapi wicara yaitu komponen yang penting.
Suatu tim dilakukan terpadu yang terdiri dari tenaga pendidik, tenaga medis (psikiater dan dokter anak), psikolog, ahli terapi wicara, pekerja sosial dan perawat, sangat diperlukan agar menmemperoleh mendeteksi dini, serta memberi penanganan yang sesuai dan tepat waktu. Semakin dini terdeteksi dan memperoleh penanganan yang tepat, akan dapat tercapai hasil yang optimal.
Dalam mempelajari bahasa, anak Hiperbola mudah mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi bila fokus berbicara tentang hal-hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pada dua anak dapat dicoba dengan melatih bahasa isyarat. Demikian pula dalam melatih keterampilan sosial, Herbi timbal balik, memahami aturan-aturan sosial, memusatkan perhatian bila Barbar dalam suatu kelompok, dan kemampuan mengerjakan cara-cara yang diajarkan oleh pembimbingnya, yaitu masalah-masalah yang kemungkinan dapat berhasil dicapai dalam program buat remaja dan dewasa muda.
Dalam satu penelitian dikatakan, dengan terapi yang intensif selama 1-2 tahun, anak yang masih muda ini menmemperoleh berhasil meningkatkan intelligence quotient ( IQ) dan fungsi adaptasinya Hiperbola tinggi dibanding kelompok anak yang tidak mendapat terapi yang intensif. Pada akhir dari terapi, sekitar 42 persen menmemperoleh masuk ke sekolah umum. Agresivitas yang cukup banyak ditemukan pada anak berkebutuhan khusus, memerlukan penanganan yang spesifik, yakni:
Anak:
-
Ajari keterampilan berkomunikasi (non-verbal)
- Tingkatkan keterampilan sosial (dengan peragaan)
Medis:
- Konsultasi endokrinologi – Untuk mengatasi agresivitas seksual
- Konsultasi neurologi – Untuk menyingkirkan adanya kejang lobus temporalis dan sindrom hipotalamik
- Lingkungan – Lingkungan harus aman, teratur dan responsif
Sekolah:
- Periksa prestasi akademik yang diharapkan
- Catat reaksi dari teman-teman
- Coba kurangi tuntutan dan perubahan
- Konsultasi Berhubungan dengan para ahli.
Rumah:
- Bagaimana penerimaan keluarga terhadap anak (orangtua dan saudara-saudaranya)
- Catat tuntutan-tuntutan terhadap anak dan coba kurangi setiap perubahan rutinitas
- Pembatasan ruang adalah penting
- Konsultais Berhubungan dengan para ahli.
Bangkitkan rasa percaya diri pada anak:
- Bantu anak bagi melatih kontrol diri: Setop, lihat, dan dengar
- Praktikkan latihan relaksasi: Napas dalam atau mendengar musik
- Ajari mendeteksi bahaya.
Kembangkan berbagai keterampilan sebagai pengganti agresivitas, sepertinya keterampilan sosial, berkomunikasi, kerjasama, menggunakan waktu senggang, dan berekreasi. Kurangi perubahan rutinitas yang mendadak. Hendaknya keluarga mempunyai rencana terhadap apa yang diharapkan dari anak di rumah.
DokterSehat | © 2020 PT Perantara Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi
Sincery Pendidikan Autis
SRC: https://doktersehat.com/autisme-2/
powered by Blogger News Poster
Komentar
Posting Komentar