Terapi Autis Seperti Apa yang Saya Butuhkan? Berikut Pilihannya


Terapi Autis Seperti Apa yang Saya Butuhkan? Berikut Pilihannya

Autisme adalah kelainan perkembangan otak yang memengaruhi keterampilan seseorang bagi berinteraksi, bersosialisasi, berkomunikasi, dan berpikir. Selain itu, ciri autisme pada anak sering disertai dengan  Pergerakan berulang yang disebut stimming. Dengan perawatan dan terapi yang tepat, anak atau orang dewasa yang punya autisme bisa Pandangan hidup lebih baik ke depannya.  Apa saja terapi dan perawatan yang tepat bagi anak autis (sebutan lama bagi pengidap autisme, -red)? Yuk, simak pilihannya pada ulasan berikut ini.

Tidak ada satu obat yang dibuat khusus bagi mengobati anak autis (sebutan lama bagi pengidap autisme, -red), tapi ada banyak pilihan terapi yang bisa dipilih. 

Autisme tidak mengurangi dapat disembuhkan total. Namun, terapi dapat menolong mengendalikan gejala sekaligus meningkatkan kemampuan fungsional seseorang dalam menjalani kehidupan.

Namun, perlu diingat bahwa keadaan autisme pada setiap orang itu berbeda-beda. Ada yang gejalanya masih ringan sehingga butuh satu atau dua macam terapi saja. Ada pula yang lebih parah sehingga membutuhkan rangkaian terapi yang Berlebihan beragam.

Maka, Anda akan sangat disarankan bagi mengikuti anjuran dokter. Lebih jelasnya, mari bahas satu per satu pilihan terapi bagi autisme.

1. Terapi manajemen perilaku

melatih anak mengorganisasikan sesuatu

Terapi manajemen perilaku mengutamakan dukungan positif, latihan keterampilan, dan bantuan diri Belajar sendiri untuk mengembangkan perilaku yang diinginkan sekaligus tidak mengurangi perilaku yang tidak diinginkan pada anak autis. 

Pendekatan perawatan yang diterima secara umum kepada orang Berhubungan dengan autisme disebut dengan analisis perilaku terapan (ABA). Menurut National Institute of Health, ABA memiliki beberapa macam yang dapat meliputi:

Perilaku dan dukungan positif (PBS)

PBS coba untuk mengubah lingkungan, mengajarkan keterampilan baru pada pengidap autisme, dan membuat perubahan lainnya bagi mendukungnya berperilaku dengan benar. Terapi  ini menmemperoleh mendorong orang dengan kelainan ini berperilaku normal dan menjadi Berlebihan positif.

Intervensi perilaku intensif dini (EIBI)

Terapi EIBI ditujukan bagi anak autis usia dini (biasanya di Rongga di bawah rumah usia 5 tahun). Terapi ini membutuhkan instruksi dan mengatur perilaku satu orang ke orang lainnya atau dalam kelompok kecil.

Pelatihan tanggapan vital (PRT)

PRT merupakan terapi yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya bagi meningkatkan motivasi belajar, mengendalikan perilakunya sendiri, dan mengambil inisiatif bagi memulai komunikasi dengan orang lain.

Perubahan dalam perilaku-perilaku ini bisa menolong penderita mengatasi berbagai situasi, contohnya ketika anak bertemu Berhubungan dengan orang baru. 

Pelatihan percobaan diskrit (DDT)

DTT adalah terapi pengajaran yang menggunakan cara langkah demi langkah pada anak autis. Pelajaran akan dibagi menjadi beberapa bagian dan terapis menggunakan umpan balik positif, sepertinya penghargaan atas perilaku positif anak selama mengikuti terapi.

2. Terapi perilaku kognitif (CBT) 

terapi FundaMendasar kejiwaan untuk anak

Terapi perilaku kognitif (CBT) menggunakan Berkaitan dengan mulut antara perasaan, pikiran, dan perilaku untuk menolong penderita autis mengatasi kecemasan, menghadapi situasi sosial dan menyadari emosinya Berhubungan dengan lebih baik.

Dalam terapi ini, dokter, penderita autisme, dan orang tuanya (atau pengasuhnya) bekerja bersama bagi menetapkan tujuan yang spesifik. Penderita akan belajar menentukan dan mengubah pemikiran yang menyebabkan perilaku dan perasaan yang bermasalah secara perlahan-lahan. 

Terapi perilaku kognitif menmemperoleh disesuaikan dengan kelemahan dan kekuatan masing-masing penderita. Lamanya masa terapi bergantung Berhubungan dengan tingkat kemajuan penderita dalam mengikuti semua sesinya.

3. Terapi edukasi

orangtua bohong pada anak

Tim spesialis akan bekerja sama bagi menyiapkan berbagai aktivitas lewat terapi edukasi. Tujuan dari terapi ini adalah menolong anak autis dalam mengasah keterampilan, perilaku, serta kemampuannya berkomunikasi.

Program ini bisa sangat terstruktur dan memang dirancang bagi memenuhi kebutuhan spesifik masing-masing orang. Penderita autisme kadang menerima kombinasi dari kelas pribadi, kelas kelompok kecil, dan kelas biasa.

4. Terapi okupasi

porsi Hewan pemakan daging siang anak

Terapi okupasi bertujuan bagi membantu anak atau orang dewasa yang autis bagi menyelesaikan tugas sehari-harinya. Mereka akan belajar bagi mengatasi masalah dalam kehidupan dan memaksimalkan kemampuan mereka, serta kebutuhan dan minat mereka.

Beberapa keterampilan yang diajarkan pada anak autisme pada terapi ini adalah cara menggunakan sendok Berhubungan dengan benar saat makan atau cara berpakaian.

5. Terapi keluarga

kemampuan anak memecahkan masalah

Terapi keluarga berfokus pada mengajarkan orangtua, pengasuh, dan anggota keluarga lainnya bagi berkomunikasi dan bermain dengan penderita autisme Berhubungan dengan berbagai cara khusus.

Pasalnya, anak-anak Berhubungan dengan kondisi ini tidak dapat dihadapi dan diasuh Berhubungan dengan cara yang biasanya diterapkan pada anak yang normal. Dengan terapi ini, anak atau orang dewasa Berhubungan dengan autisme dapat belajar keterampilan baru dan memperbaiki perilakunya yang tidak mengurangi diinginkan dengan bantuan dan dukungan keluarganya.

6. Obat-obatan

Obat-obatan stroke ringan

Obat-obatan memang memberikan sedikit manfaat bagi gejala utama pada anak autis. Akan tetapi, obat-obatan bisa memperbaiki persoalan yang dan kondisi yang berkaitan seperti depresi, gangguan Tidak bisa tidur, gangguan cemas, epilepsi, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan perilaku agresif sepertinya melukai diri sendiri.

Para ahli menganjurkan penggunaan obat-obatan bersamaan Berhubungan dengan terapi autisme lainnya, misalnya CBT. Obat yang umum digunakan dalam perawatan autisme meliputi selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), trisiklik, dan obat-obatan antipsikotik.

Obat-obatan ini menmemperoleh menyebabkan efek samping, jadi sangat penting bagi mengikuti petunjuk dokter, baik penentuan dosis, macam obat, hingga masa penggunaan obat.

7. Terapi fisik

Beberapa anak Berhubungan dengan kelainan ini bisa mengalami masalah pergerakan. Terapi fisik mencakup latihan spesifik bagi anak autis untuk meningkatkan kesehatan, kekuatan, keseimbangan, dan postur mereka.

Terapis fisik akan menolong penderita autisme dengan merancang program tepat dan mengajarkannya cara melakukan aktivitas fisik.

8. Memantau asupan nutrisi dan pola makan

anak mau makan

Beberapa penderita autisme berisiko kekurangan nutrisi. Ini terjadi karena mereka hanya mau mengonsumsi macam makanan tertentu. Beberapa di antaranya bahkan menghindari Hewan pemakan daging karena mereka sensitif terhadap pengaturan cahaya atau perabotan di ruang makan.

Mereka juga tidak mengurangi mau makan karena percaya bahwa makan bisa memicu gejala autis kumat. Hal ini Tertentu berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Oleh karena itu, orangtua dan pengasuh harus bekerja bersama ahli gizi bagi membuat rencana makan untuk penderita autisme. Nutrisi yang baik sangat diperlukan karena penderita autisme Kesamaan memiliki tulang yang lebih tipis dan persoalan pencernaan (sembelit, sakit perut, muntah).

9. Pelatihan keterampilan sosial

kartu identitas anak

Salah satu terapi bagi anak autis yang sangat bermanfaat yaitu pelatihan keterampilan sosial. Pelatihan ini menolong penderita autisme belajar cara berinteraksi dengan orang lain.

Berbagai kegiatan yang diasah dalam pelatihan ini adalah bekerja sama dalam tim, menjawab dan mengajukan pertanyaan, melakukan kontak mata, memahami bahasa Kehilangan cairan tubuh, hingga mencari penyelesaian masalah bersama dengan orang lain. 

10. Terapi wicara

anak baca buku

Terapi wicara bertujuan bagi meningkatkan keterampilan berkomunikasi penderita autisme. Beberapa orang memiliki persoalan dengan keterampilan komunikasi verbal seperti berbicara atau memahami apa yang orang lain katakan.

Terapi ini akan menolong mereka dalam memberikan penjelasan yang lebih baik atas pemikiran dan perasaan mereka, menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat, atau memperbaiki ritme berbicara mereka.

Kemampuan berkomunikasi secara nonverbal juga akan dilatih. Misalnya kemampuan mengartikan gerak-gerik Kehilangan cairan tubuh, mengenal berbagai ekspresi wajah, dan sebagainya. 

11. Intervensi dini

gejala asma pada anak ke dokter

Diagnosis dan perawatan dini menmemperoleh membantu mengendalikan gejala autisme. Intervensi dini mengajarkan anak atau orang Berhubungan dengan autisme untuk belajar keterampilan dasar seperti Kerangka berpikir dan membuat keputusan serta keterampilan sosial dan emosional.

Terapi dan intervensi yang tepat menmemperoleh membantu penderita autisme memaksimalkan dan mendorong kemampuan mereka.

Jika Anda curiga anak Anda atau Anda Belajar sendiri mengidap autisme, konsultasikan pada dokter sesegera mungkin sehingga perawatan dan terapi autisme menmemperoleh dimulai di waktu yang lebih tepat.

Jangan lupa bagi meningkatkan pengetahuan diri mengenai seputar autisme dan cara mengasuh mereka lewat konsultasi dokter, membaca buku, atau mengikuti komunitas yang berkaitan. 

Hello Health Group dan Hello Sehat tidak mengurangi menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami bagi informasi lebih detail.

Baca Juga:

Terima kasih telah mengunjungi situs kami Terapi Autis Seperti Apa yang Saya Butuhkan? Berikut Pilihannya. Silahkan bagikan secara bertanggung jawab.
Sincery Pendidikan Autis
SRC: https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/gangguan-saraf/terapi-untuk-anak-autis-autisme/

powered by Blogger News Poster

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terapi Autis dengan Lumba-lumba

Terapi Gelombang Otak (Brainwave) Untuk Anak Autis Halaman 1 - Kompasiana.com

Warga Protes Keberadaan Rumah Terapi Autisme di Gresik, Ini Alasannya