Langsung ke konten utama

Sering Terdengar Teriakan, Terapi Autisme Diprotes Warga, Pemilik Mengaku Salah dan Segera Pindah


Sering Terdengar Teriakan, Terapi Autisme Diprotes Warga, Pemilik Mengaku Salah tujuan dan Segera Pindah

Tempat terapi autis Amanah yang Tidak beradab di Perumahan Gresik Kota Baru (GKB) RT 05/RW 03 Jalan Karimun Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik. © Disediakan oleh Kompas.com Tempat terapi autis Amanah yang Tidak beradab di Perumahan Gresik Kota Baru (GKB) RT 05/RW 03 Jalan Karimun Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik. KOMPAS.com - Rumah terapi autisme Terapi Amanah di Perumahan Gresik Kota Baru, Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik diprotes warga karena kadang terdengar teriakan dari pengasuh dan tangisan anak didik dari Rongga di bawah rumah tersebut.

Rumah terapi yang dinaungi Yayasan Amanah tersebut telah beroperasi selama enam tahun. Namun warga menyebut, selama ini pengurus Rongga di bawah rumah terapi tersebut tak komunikatif dengan warga.

Aminah pengurus Rongga di bawah rumah terapi autisme Terapi Amanah enggan menanggapi protes warga tersebut. Namun Aminah mengakui kesalahan dan melakukan berkemas untuk pindah dari wilayah tersebut.

Baca juga: Sering Dengar Teriakan dan Tangisan di Rumah Terapi Autis, Warga Setempat Keberatan

Selama melakukan terapi di Rongga di bawah rumah tersebut, Aminah mengatakan ada beberapa metode yang diterapkan pada anak autis yang datang ke tempat terapinya.

Setiap anak autis yang datang ditangani Berhubungan dengan metode berbeda sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

"Untuk metode kami menggunakan beberapa metode, menyesuaikan dengan kebutuhan anak, karena masing-masing anak beda kasus. Ada ABA (lovas), floor time, glendoman dan beberapa metode lain disesuaikan keadaan anak," ujar Aminah.

Baca juga: Warga Buatan Keberadaan Rumah Terapi Autisme di Gresik, Ini Alasannya

Tak pernah serahkan izin ke pengurus RT

Djoko Sulistyono, ketua RT 05/RW 03 Jalan Karimun Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik. © Disediakan oleh Kompas.com Djoko Sulistyono, ketua RT 05/RW 03 Jalan Karimun Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik. Ketua RT setempat Djoko Sulistyono (55) membenarkan jika warga di lingkungannya keberatan Berhubungan dengan tempat terapi itu.

Djoko mengatakan warga curiga ada kejanggalan Berhubungan dengan metode terapi yang digunakan oleh pengurus.

Ia juga menyampaikan sebagian rumah terapi tersebut tuga digunakan bagi indekos.

"Kalau yang saya tahu, rumah itu entah itu dikontrakkan atau bagaimana, yang Belum pasti salah satunya digunakan untuk terapi anak autis. Sebagian lagi ada yang digunakan bagi orang indekos," kata Djoko.

Baca juga: 4 Langkah Menjelaskan soal Virus Corona pada Anak Autisme

Tak hanya itu. Djoko menyampaikan jika tempat terapi tersebut tidak pernah memberikan izinnya kepada pihak RT.

"Saya juga sempat Hak bertanya kepada RT sebelum-sebelumnya, dan mereka juga menjawab tidak mengurangi pernah menerima izin tersebut. Kalau orang Jawa itu ya unggah-ungguhnya itu lho mas, baru kemarin saat warga ramai (mempermasalahkan) kami diberi tahu," jelasnya.

Djoko menjelaskan, ia dan pengurus RT RW serta Babinsa sempat mendatangi tempat terapi tersebut pada pertengah Ramadhan lalu.

Kedatangan mereka bagi melakukan sosialisasi penerapan pembatasan sosial berskala Otak besar (PSBB).

Setelah didatangi, pihak pengurus baru memberikan surat izin, daftar pengurus, serta daftar nama anak didik yang menjalani terapi di tempat tersebut kepada pengurus RT.

Baca juga: Beredar Pesanggrahan Vaksin Sebabkan Autis, Ini Penjelasan Kemenkes

Sering terdengar teriakan

Ilustrasi autisme © Disediakan oleh Kompas.com Ilustrasi autisme Sementara itu Suparti (52) warga di perumahan tersebut mengaku tak tega dan kasihan Berhubungan dengan anak didik di tempat terapi tersebut.

Perasaan tersebut muncul karena warga kadang memdengar teriakan pengasuh di rumah terapi tersebut.

Selain itu Suparti menyebut, anak didik di Rongga di bawah rumah terapi tersebut sering menangias.

"Sebenarnya warga di sini tidak mengurangi mempermasalahkan anak didiknya, tapi metode yang dikerjakan itu yang membuat warga di sini tidak mengurangi tega, kasihan," kata Suparti di lokasi, Jumat (12/6/2020).

Baca juga: Ditinggal Suami, Seorang Ibu Bolak-balik Tempuh 100 Km Didik Anaknya yang Autis

"Seperti suara teriakan dari pengasuh, yang membuat warga Hak bertanya apa cara mengajarnya seperti memang itu, belum lagi adanya suara tangisan dari anak didiknya," ujar Suparti.

Ia menyampaikan awalnya warga tak terganggu dengan aktivitas di Rongga di bawah rumah terapi tersebut karena selama ini warga Berlebihan banyak bekerja dan jarang di rumah.

Namun beberapa waktu terakhir, warga sekitar banyak yang pensiun dan berdiam diri di rumah.

Baca juga: Kasus Langka, 12 Anak Autis Diduga Lahir dari Donor Sperma Tunggal

"Sementara akhir-akhir ini (beberapa tahun terakhir) banyak warga yang telah pensiun dan purna tugas, jadi tahu sehari-harinya sepertinya apa. Kalau lihat seperti itu ya terus keterangan kasihan, enggak tega," kata Suparti.

Ia juga menyampaikan warga pernah bertanya tentang metode pengajaran Rongga di bawah rumah terapi itu. Tapi, pengelola tak pernah memberikan penjelasan.

"Kami sebenarnya telah coba mempertanyakan, tapi respons dari pengurusnya sepertinya itu. Pemilik rumah juga tidak pernah memberitahu warga sebelumnya bakal digunakan tempat terapi anak autis. Harusnya mereka juga menyadari itu," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hamzah Arfah | Editor: Dheri Agriesta)

Terima kasih telah mengunjungi situs kami Sering Terdengar Teriakan, Terapi Autisme Diprotes Warga, Pemilik Mengaku Salah dan Segera Pindah. Silahkan bagikan secara baik.
Sincery Pendidikan Autis
SRC: https://www.msn.com/id-id/news/other/sering-terdengar-teriakan-terapi-autisme-diprotes-warga-pemilik-mengaku-salah-dan-segera-pindah/ar-BB15qsuP

powered by Blogger News Poster

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terapi Autis dengan Lumba-lumba

Terapi Gelombang Otak (Brainwave) Untuk Anak Autis Halaman 1 - Kompasiana.com

Warga Protes Keberadaan Rumah Terapi Autisme di Gresik, Ini Alasannya