5 Jenis Terapi Perilaku untuk Anak Autis yang Perlu Anda Ketahui


5 Jenis Terapi Perilaku bagi Anak Autis yang Perlu Anda Ketahui

Salah satu macam terapi yang dapat meringankan gejala autis adalah terapi perilaku atau kebiasaan disebut dengan terapi ABA ( Applied Behaviour Analysis ). Terapi perilaku bagi anak autis bertujuan agar mereka bisa mendapatkan keterampilan khusus, sepertinya membaca dan kegiatan lainnya. 

Terdapat berbagai macam terapi ABA yang mungkin Anda belum ketahui. Supaya tidak mengurangi bingung, mari kenali apa saja macam-macam terapi yang meningkatkan kemampuan sosial dan akademik anak autis ini. 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya terapi perilaku anak autis Berlebihan sering menggunakan program terapi ABA

Terapi ABA merupakan macam terapi untuk penderita autisme yang menggunakan metode penghargaan dan bertujuan agar mereka mendapatkan keterampilan baru.

Metode ini perlu dikerjakan bersama orangtua dan pengasuh anak tersebut dari waktu ke waktu agar mereka mengetahui bagaimana prosesnya. 

Tujuannya bermacam-macam, sepertinya melatih kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi, hingga merawat diri.

Bahkan, sepertinya yang dilansir dari laman Autism Speaks , terapi ABA telah membantu anak yang menyandang autisme sejak 1960-an. 

Ini dia beberapa macam terapi perilaku untuk anak autis:

1. Terapi perilaku kognitif

Sumber: NYU Langone

Terapi perilaku kognitif atau Berlebihan biasa dikenal dengan sebutan CBT ( Cognitive Behavioral Therapy ) adalah mapersoalan satu jenis terapi perilaku yang digunakan pada anak Berhubungan dengan autisme.

Jenis terapi yang satu ini Berlebihan mengutamakan cara berbicara anak agar mereka bisa mengelola persoalan dengan mengubah pola pikir dan perilaku mereka.

Tujuan dari terapi ini bagi membantu orang agar mereka bisa lebih memperhatikan dan paham bagaimana pikiran, perilaku, dan emosi ternyata saling memengaruhi.

Bahkan, CBT juga menolong anak mempelajari cara berpikir baru ketika keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. 

Di dalam terapi ini, para terapis biasanya membongkar persoalan menjadi beberapa bagian yang tidak menyenangkan terkait pikiran dan cara anak keluar dari persoalan tersebut.

Kemudian, terapis akan mengajarkan anak bagi mengganti perasaan, perilaku, dan pikiran tersebut menjadi hal yang Berlebihan bermanfaat. 

Misalnya, ketika anak melakukan dilanda masalah seputar pekerjaan rumahnya, ada beberapa anak yang Kesamaan mengabaikan tugas mereka dengan alasan tidak mampu.

Di sinilah terapis menolong anak agar mereka mau mengubah pola Kerangka berpikir dan perilaku tersebut dengan mengubah anggapan tugas sekolah itu menyenangkan. 

Bahkan, sepertinya yang dilansir dari laman Research Autism , CBT menmemperoleh membantu mengurangi gejala kecemasan pada anak autisme yang masih duduk di sekolah dasar.

Maka itu, terapi perilaku kognitif cukup populer digunakan bagi meringankan gejala autisme pada anak.

2. Discrete trial training (DTT)

Sumber: ABA Therapy

Selain CBT macam terapi perilaku untuk anak autis lainnya adalah discrete trial training (DTT).

DTT merupakan metode yang memecah keterampilan anak menjadi beberapa jenis. Secara acak garis besar, para terapis akan mengajarkan sesuatu keterampilan yang paling dasar.

Biasanya, dalam metode ini digunakan barang-barang yang dekat Berhubungan dengan kehidupannya untuk jadi perantara bahan ajar.

Misalnya, ketika ingin megajarkan warna merah, terapis akan meminta anak memamerkan ke benda yang berwarna merah di dekatnya.

Jika berhasil, terapis akan menghargai perilaku mereka Berhubungan dengan memberikan permen atau mainan. 

Setelah itu, anak akan melanjutkan pelajarannya Berhubungan dengan belajar tentang warna kuning, memperkuat kemampuan tersebut, dan menanyakan mengenai kedua warna tersebut. 

Jika anak selesai mempelajari segala macam warna yang diberikan, terapis akan meminta anak bagi menyebutkan nama warna yang sudah dipelajari. 

Ada beberapa kemampuan yang bisa diperoleh dari DTT ini, seperti:

  • Keterampilan berbicara dan bahasa yang diperlukan ketika berbicara Berhubungan dengan orang lain
  • Kemampuan menulis
  • Merawat diri sendiri, sepertinya berpakaian atau memakai alat makan

Terapi perilaku bagi anak autis yang satu ini perlu dikerjakan berkali-kali hingga mereka bisa menguasai keterampilan tersebut.

Dengan menggunakan hadiah sebagai penghargaan, anak akan Ikut merasakan lebih dihargai dan membuatnya terus teringat mengenai apa yang sudah dipelajari. 

3. Early Intensive Behavioral Intervention (EIBI)

Sumber: Jimmy ESL

Terapi perilaku bagi anak autis yang satu ini lebih kadang digunakan oleh anak berusia di bawah lima tahun.

EIBI merupakan metode yang sangat terstruktur dan ada beberapa komponen Mendasar yang mewakili terapi ini, seperti partisipasi orangtua dan anggota keluarga lainnya.

Menurut sebuah penelitian dari Journal of Psychiatry EIBI cukup efektif bagi anak penyandang autisme.

Perilaku Mendasar seperti minta susu atau memberitahu orangtua bahwa mereka mendengar sesuatu adalah kemampuan yang diperoleh dari EIBI.

Sangat Mendasar memang, namun prinisip EIBI dinilai cukup efektif. Pasalnya, hal ini memamerkan bahwa anak dengan autisme yang menjalani program EIBI kemampuannya berkembang dari sebelumnya. 

4. Pivotal Response Treatment (PRT)

Sumber: Carizon

PRT merupakan terapi perilaku bagi anak autis yang mengajarkan mereka belajar berdasarkan Salah tujuan dari perilaku yang telah mereka lakukan.

Pada saat perilaku tersebut berubah hal ini Tertentu akan memengaruhi kemampuan lainnya. 

Misalnya, mengajarkan anak bermain monopoli tidak mengurangi sekadar untuk bersenang-senang saja. Dari monopoli anak menmemperoleh memahami bagaimana berinteraksi dengan orang lain, berhitung, dan cara keluar dari sebuah masalah. 

Dengan bermain monopoli atau permainan lainnya, anak bisa mulai menguasai kemampuan Mendasar untuk dipakai dalam kehidupan nyata. 

Di dalam metode ini ada beberapa cara yang umumnya dikerjakan para terapis ketika mengajarkan anak sebuah keterampilan baru melalui sebuah permainan, yaitu:

  • Menggunakan metode pengulangan secara berurutan. 
  • Membuat anak memilih, JumAwang-awang apa yang mereka inginkan dan butuhkan. 
  • Mempelajari aturan dari sebuah permainan yang bisa digunakan dalam keseharian. 

Metode yang menggunakan mainan bagi memperoleh kemampuan dasar ini terbilang cukup efektif. Namun, karena efek autisme terhadap setiap anak berbeda-beda.

Maka itu, ketika menjalani terapi ini, orangtua dan pengasuhnya pun perlu bersabar karena mengubah perilaku mereka tidak mengurangi semudah membalikkan telapak tangan.

Setidaknya, waktu yang Anda korbankan akan membuahkan hasil agar anak bisa beraktivitas normal. 

5. Verbal Behavior Intervention (VBI)

orangtua Berhubungan dengan anak

Dari namanya saja telah verbal, berarti terapi perilaku untuk anak autis yang satu ini Berlebihan mengutamakan komunikasi dan bahasa.

Metode ini dikerjakan dengan mengajak anak belajar bahasa melalui kata-kata yang sesuai Berhubungan dengan apa yang ingin mereka sampaikan. 

Perlu diketahui bahwa kata-kata yang diajarkan dalam VBI bukan termasuk kata Harta Mal, seperti kucing, mobil, dan gelas.

Melainkan mereka diberitahu Salah tujuan penggunaan sebuah kata dan bagaimana kata tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam VBI diperkenalkan metode bahasa yang dibagi menjadi beberapa macam kata, yaitu:

  • Kata meminta, misalnya “kue” bagi meminta kue. 
  • Kata yang bisa menarik perhatian orang lain, sepertinya “kereta api” untuk memperlihatkan kereta api. 
  • Kata yang digunakan bagi menjawab pertanyaan, seperti alamat rumah atau sekolah. 
  • Kata-kata yang diulang atau menggunakan tanda seru. Misalnya, “kue?” atau “kue!” memiliki arti yang berbeda. 

Cara dikerjakan terapi ini dimulai dengan mengajarkan kata-kata meminta sebagai kemampuan bahasa yang paling dasar. Setelah itu, terapis akan mengulang kata tersebut dan memberikan barang yang diminta kepada anak. 

Lalu, kata tersebut digunakan kembali dalam Bermakna ganda yang sama agar anak lebih mengerti apa maksudnya. 

Pada awalnya, mungkin anak akan Kesamaan meminta sesuatu dengan cara apapun tanpa berbicara sepatah kata, sepertinya menunjuk.

Dengan berkomunikasi, anak akan mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan hasil yang positif. 

Selain itu, terapis juga menolong anak agar mereka bisa berkomunikasi menggunakan kata sesuai Berhubungan dengan maksudnya. 

Setelah mengetahui apa saja macam terapi perilaku untuk anak autis, pilihlah yang benar-benar sesuai Berhubungan dengan kebutuhan anak agar mereka bisa memperoleh kemampuan baru.

Hello Health Group dan Hello Sehat tidak mengurangi menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami bagi informasi lebih detail.

Baca Juga:

Terima kasih telah melihat situs kami 5 Jenis Terapi Perilaku untuk Anak Autis yang Perlu Anda Ketahui. Silahkan bagikan secara bertanggung jawab.
Sincery Pendidikan Autis
SRC: https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/terapi-perilaku-anak-autis/

powered by Blogger News Poster

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terapi Autis dengan Lumba-lumba

Terapi Gelombang Otak (Brainwave) Untuk Anak Autis Halaman 1 - Kompasiana.com

Warga Protes Keberadaan Rumah Terapi Autisme di Gresik, Ini Alasannya